Faktor Internal Penyebab Kehancuran Merpati
Maskapai penerbangan milik pemerintah, Merpati, kian diambang kebangkrutan. Selain dililit utang, beberapa waktu lalu pesawatnya juga mengalami kecelakaan. Ini memperpanjang daftar keburukan Merpati.
Anggota Komisi VI DPR Hendrawan Supratikno sesaat sebelum Rapat Paripurna DPR, Jumat (12/7), menegaskan, industri penerbangan adalah sektor industri yang pertumbuhannya sangat tinggi. Daya tarik industri ini juga sangat tinggi. Bila industri seperti ini sampai goyah, itu berarti ada yang salah dengan internal perusahaan.
“Kalau ada perusahaan yang bergerak di industri yang daya pertumbuhannya sangat tinggi, lalu mati, itu artinya mismanagement. Itu faktornya internal, bukan faktor eksternal,” tandas Hendrawan yang juga anggota F-PDI Perjuangan tersebut.
Komisi VI, kata Hendrawan, hingga kini belum membentuk Panja untuk membicarakan Merpati dengan pihak pemerintah. “Kami memutuskan untuk memberi kesempatan Kementerian BUMN untuk mengelaborasi opsi-opsi strategis yang akan diambil.”
Beberapa opsi yang ditawarkan Komisi VI untuk Merpati adalah menurunkan skala (scaling down), meneruskan skala yang sama tapi butuh biaya sangat besar, membangun kerja sama dengan pihak lain, atau dilikuidasi. Yang dimaksud dengan menurunkan skala adalah rute penerbangannya dipersempit hanya pada rute-rute gemuk saja, yang menurut Merpati menguntungkan. Dari 80 rute, misalnya, menjadi 40 rute. (mh)/foto:iwan armanias/parle.